Jakarta –
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, mengungkap permulaan mula pendahulunya, Almarhum Mar’ie Muhammad mendapat selaku Mr Clean. Ia berkisah, Mar’ie menyandang julukan selaku Mr Clean sejak tahun 1980-an.
Julukan itu menempel atas pengabdian dan sumbangsihnya dalam lembaga Masyarakat Transparansi Indonesia (MTI). Melalui lembaga MTI, pengabdian Mar’ie dalam memberantas korupsi melahirkan kemudian melahirkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Reputasi Mr Clean, kata Sri Mulyani, semakin menempel tak kala Mar’ie menjabat selaku Menteri Keuangan di masa Orde Baru.
“Reputation selaku Mr Clean, kita semua, khususnya saya, mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia pada masa-masa tahun 80-an. Kita telah kenal Pak Mar’ie selaku Mr Clean, dan kemudian dia menjadi Dirjen Pajak, dan kemudian menjadi Menteri Keuangan di masa-masa krisis yang hebat tidak mudah,” kata Sri Mulyani dalam peluncuran buku biografi Mr. Clean Mar’ie Muhammad di Grand Indonesia West Mall, Jakarta, Kamis (6/2/2024).
| Baca juga: Sri Mulyani Sempat Bikin Mr Clean Mar’ie Muhammad Kecewa, Begini Kisahnya |
Dedikasi Mar’ie tak cuma di situ. Sri Mulyani sempat meminta Mr Clean untuk mendampinginya menata kembali Kementerian Keuangan pasca reformasi. Bahkan, Sri Mulyani meminta eksklusif terhadap Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mudah-mudahan Mar’ie mendampinginya bareng Marsilam Simanjuntak.
Sri Mulyani mengatakan, keduanya banyak menyumbang asumsi dalam membangun Kementerian Keuangan yang higienis pada di saat itu. “Dua orang namanya merupakan Pak Mari Muhammad dan Pak Marsilam Simanjuntak. Dua-duanya kondang selaku orang bersih, tak mempunyai pertentangan kepentingan, orang yang sungguh committed dan hebat menjadi the most trusted confidence dan juga sounding board saya,” ungkapnya.
Selain dipahami selaku seorang Menteri Keuangan di masa krisis Orde Baru, Sri Mulyani juga menyampaikan Mar’ie merupakan sosok pelopor kemanusiaan. Perjalanan panjangnya terekam pada salah satu tragedi besar yang melanda RI yaitu tsunami Aceh.
Sehari sehabis tsunami berkecamuk di Aceh, Mar’ie tiba di lokasi bencana. Kala itu, Sri Mulyani menyebut Mar’ie menjabat selaku Kapala Palang Merah Indonesia (PMI) periode 1998-2009. Ia mengungkap, Mar’ie mendatangi lokasi tragedi dengan busana sederhana.
“Waktu itu hebat kita lihat banyak sekali orang-orang yang meninggal di sepanjang jalan, di sepanjang tempat. Saya hari kedua atau ketiga saya datang, dan dia hebat komitmen. Dia bilang, ‘An (sapaan dekat Sri Mulyani), kau mesti berdampak lho, ini lihat terlalu banyak mayat.’ Dan waktu itu telah mulai ada yang busuk di sekitarnya,” tuturnya.
Sri Mulyani menambahkan, sosok Mar’ie merupakan sobat sekaligus senior yang banyak membantunya dalam memperkuat Kementerian Keuangan. Ia mengaku banyak mencar ilmu untuk tidak gampang stress dalam melakukan dan menghadapi aneka macam hal.
“Itu merupakan suatu kado yang luar biasa, dan buat saya, merupakan privilege, merupakan juga suatu kehormatan buat saya untuk sanggup mengenal secara pribadi, bahkan sanggup melakukan pekerjaan bersama, mendapat juga aneka macam support, bahkan juga wisdom dari beliau, dan bahkan pengalaman-pengalaman di dalam menghadapi suasana yang tidak pernah mudah,” tutupnya.
Leave feedback about this